Pakan Tepung Azolla pinnata Meningkatkan Pertumbuhan dan Nilai Kecernaan Ikan Patin (Pangasius djambal)
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Patin (Pangasius djambal ) adalah ikan asli dari
Indonesia dan merupakan ikan tawar paling populer di dunia untuk di konsumsi.
Ikan Patin dibudidayakan pada kolam dan pakan merupakan salah satu faktor yang
penting dalam proses budidaya. pakan utama ikan patin adalah pelet, Crustaceae, serangga, dan moluska.
Sedangkan pakan tambahan berupa Rotifera, Probiotik, ikan kecil dan tumbuhan
air. Azolla pinnata
adalah salah satu jenis tumbuhan air yang dapat dijadikan sebagai pakan
tambahan karena mengandung protein diatas 30% dan kaya akan asam amino esensial
berupa threonin, valin, methionin, isoleucin, leucin, phenyl alanin, lysin, histidin,
arginin, tryptophan (Oktavianawati dkk., 2016).
Azolla
adalah salah satu pakan berprotein non-konvensional dan susunan kimianya
merupakan faktor penting yang menjadi potensi dari Azolla (Vasudhevan et al., 2013). Faktor pakan menentukan biaya produksi mencapai 60–70% dalam
usaha budidaya ikan sehingga perlu pengelolaan yang efektif dan efisien. Sampai
saat ini sumber protein nabati yang digunakan dalam pakan ikan adalah tepung
kedelai. Harga kedelai terus meningkat dan saat ini mencapai Rp. 4500/kg.
Sehingga tepung Azolla pinnata
menjadi alternatif pakan substitusi karena Azolla
pinnata merupakan gulma air yang tidak termanfaatkan tetapi memiliki
kandungan protein yang cukup tinggi (Handajani,
2011).
Pakan dengan Azolla menghasilkan pertumbuhan dan perkembangan
tubuh dengan nilai yang sama dengan pakan yang menggunakan bungkil kedelai (Chrsitiane et al., 2014)
II
ISI
2.1 Azolla
pinnata
Spesies
Azolla yang banyak di Indonesia terutama di pulau Jawa adalah A. pinnata dan
biasa tumbuh bersama-sama padi (Lumpkin dan Plucknett, 1982 dalam Hidayat dkk, 2011). Azolla
pinnata atau orang Jawa menyebutnya dengan sebutan mata lele, serta orang
Sunda menyebutnya sebagai kayu apu dadak atau kakarewoan adalah tumbuhan
sejenis paku air yang biasa ditemukan sebagai gulma di perairan tenang seperti
danau, kolam, sungai, dan pesawahan (Gambar 1) (Haetami et al., 2005).
Azolla pinnata berbentuk segitiga atau
segiempat, memiliki ukuran (2 – 4) × 1 cm, dengan cabang, akar rhizoma dan
daun terapung, akar soliter, menggantung di air, berbulu, panjang 1 – 5 cm,
dengan membentuk kelompok 3 – 6 rambut akar, daun kecil, membentuk 2 barisan,
menyirap bervariasi, duduk melekat, cuping dengan cuping dorsal berpegang
di atas permukaan air dan cuping ventral mengapung (De Winter dan Amororso,
2003 dalam Hidayat dkk, 2011).
Tumbuhan
Azolla dalam taksonomi tumbuhan mempunyai klasifikasi sebagai berikut (ARIFIN,
1996 dalam Hidayat dkk, 2011):
Kingdom : Plantae
(Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta
(Tumbuhan berpembuluh)
Divisi :
Pteridophyta
Kelas :
Leptosporangiopsida (heterosporous)
Ordo :
Salviniales
Famili :
Salviniaceae
Genus : Azolla
Spesies
: A. filiculoides, A.
caroliana, A. mexicua, A. microphylla, A. pinnata, dan A.
nilotica.
2.2 Ikan Patin
(Pangasius djambal)
Patin (Pangasius djambal ) adalah ikan asli dari
Indonesia dan merupakan ikan tawar paling populer di dunia untuk di konsumsi.
Ikan Patin dibudidayakan pada kolam dan pakan merupakan salah satu faktor yang
penting dalam proses budidaya. pakan utama ikan patin adalah pelet, Crustaceae, serangga, dan moluska.
Sedangkan pakan tambahan berupa Rotifera, Probiotik, ikan kecil dan tumbuhan
air (Oktavianawati dkk., 2012).
Ikan Patin (Gambar 2.2) merupakan ikan konsumsi yang hidup di
perairan tawar yang memiliki ciri-ciri umum tidak bersisik, tidak memiliki
banyak duri, kecepatan tumbuhnya relatif cepat, dapat diproduksi secara massal
dan memiliki peluang pengembangan skala industri (Susanto, 2009 dalam Hermiastuti, 2013).
Menurut (Kottelat dkk., 1993 dalam
Hermiastuti, 2013), ikan yang bernama ilmiah Pangasius di Indonesia
terdiri dari P. pangasius atau P. djambal, P. humeralis, P.
lithostoma, P. macronema, P. micronemus, P. nasutus, P.
niewenhuisii, dan P. polyuranodon.
Secara taksonomi, klasifikasi
ikan patin adalah sebagai berikut:
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Siluriforiformes
Famili : Pangasidae
Genus : Pangasiuse
Spesies : Pangasius djambal
Gambar 2.2. Ikan patin (P.
djambal)
2.3 Kandungan Azolla
pinnata
Azolla yang
merupakan famili dari Azollaceae
memiliki kandungan protein dan asam amino esensial yang baik seperti zat besi,
kalsium, magnesium, potassium, fosfor, mangan dsb. Azolla juga mengandung vit.
A, beta karoten, vit. B12 (Cherryl et al., 2014). Berikut adalah
kandungan nutrisi pada Azolla pinnata.
Tabel 1. Proximat
kandungan tepung Azolla pinnata
(Sumber: Cherryl et al., 2014)
Tabel 2. Asam amino pada tepung Azolla pinnata
Composition
|
%DM
|
lysine
|
0,98
|
Methionine
|
0,34
|
Cystine
|
0,18
|
Threonin
|
0,87
|
Tryptophan
|
0,39
|
Arginine
|
1,15
|
Isoleucine
|
0,93
|
Phenylalanine
|
1,01
|
Tyrosine
|
0,68
|
Glycin
|
1,00
|
Serine
|
0,90
|
Valine
|
1,18
|
(Sumber: ALALADE
and IYAI; 2006 dalam Hidayat dkk,
2011)
2.4 Pengaruh Pakan Tepung Azolla pinnata terhadap Pertumbuhan Ikan
Patin (Pangasius djambal)
Aplikasi tepung Azolla
pinnata sebagai pakan sumber nutrisi, feed
additive, maupun sebagai pakan substitusi pada telah diteliti pada beberapa
jenis ikan. Menurut Lumpkin and Plucknet, 1982 dalam Handajani, 2011) kandungan protein pada Azolla sp. sebesar
23,42% berat kering dengan komposisi asam amino esensial yang lengkap.
Karenanya, tanaman Azolla sangat berpotensi sebagai bahan penyusun pakan
ikan sebagai sumber protein nabati pengganti tepung kedelai. Faktor pakan
menentukan biaya produksi mencapai 60–70% dalam usaha budidaya ikan sehingga
perlu pengelolaan yang efektif dan efisien. Sampai saat ini sumber protein
nabati yang digunakan dalam pakan ikan adalah tepung kedelai. Harga kedelai
terus meningkat dan saat ini mencapai Rp. 4500/kg. Sehingga tepung Azolla pinnata menjadi alternatif pakan
substitusi karena Azolla pinnata
merupakan gulma air yang tidak termanfaatkan tetapi memiliki kandungan protein
yang cukup tinggi (Handajani, 2011).
Hasil
penelitian Handajani
(2011) menunjukkan adanya perbedaan pada substitusi tepung Azolla terfermentasi
terhadap tepung kedelai. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan tepung Azolla terfermentasi
dapat digunakan sebagai substitusi tepung kedelai sebesar 15%. Hasil subtitusi
tepung Azolla terfermentasi sebesar 15% dengan tepung kedelai 85%,
menghasilkan pertumbuhan ikan nila Gift mutlak lebih tinggi (0,81) dibandingkan
dengan pakan yang mengandung tepung kedelai 100% (0,57). Kandungan asam-asam
amino dari subtitusi tepung Azolla terfermentasi (15%) dan tepung
kedelai (85%) lebih tinggi dibandingkan pada pakan yang 100% tepung kedelai.
Substitusi tepung Azolla terfermentasi sebesar 15% pada pakan ikan dapat
meningkatkan produktivitas ikan Nila dengan hasil pertumbuhan mutlak sebesar
0,81 gram, rasio konversi pakan 3,14 dan daya cerna protein sebesar 67,68%.
Penggunaan substitusi tepung Azolla terfermentasi 15% dalam pakan ikan
dapat menekan biaya produksi sebesar 15% jika dibandingkan penggunaan tepung
kedelai tanpa substitusi.
Oktavianawati
(2015) melaporkan bahwa Azola pinnata
yang dijadikan pakan tambahan beserta probiotik pada ikan Patin (Pangassius djambal) menunjukkan performa
pertumbuhan yang baik dan tinggi akan protein dibanding ikan kontrol yang hanya
diberikan pakan pelet tanpa diberikan pakan tambahan dari Azola pinnata dan probiotik. Hal ini dikarenakan A. pinnata memiliki
kadar protein sebesar 24-30% sehingga dapat digunakan sebagai alternatif pakan
ikan, sedangkan probiotik dapat membuat ikan menjadi lebih baik dalam mencerna
nutrisi yang terkandung dalam pakan sehingga meningkatkan pertumbuhan.
III
KESIMPULAN
Tepung Azolla
pinnata memiliki protein sebesar
24-30% dengan komposisi asam amino esensial yang lengkap. Karenanya, tanaman Azolla
sangat berpotensi sebagai bahan penyusun pakan ikan sebagai sumber protein
nabati pengganti tepung kedelai. Penggunaan
substitusi tepung Azolla terfermentasi 15% dalam pakan ikan dapat
menekan biaya produksi sebesar 15%. Azola
pinnata yang dijadikan pakan tambahan beserta probiotik pada
ikan Patin (Pangassius djambal)
menunjukkan performa pertumbuhan yang baik dan dapat meningkatkan nilai
kecernaan
DAFTAR PUSTAKA
Cherryl, D. M. R.M.V Prasad, S. JagadeeswaraRao, P. Jayalaxmi and D.
Srinivas Kumar. 2014. A Study on The Nutritive Value of Azolla pinnata. Livestock
Research International. Vol 2 (1): 13-15p.
Handajani, H.
2011. Optimalisasi Substitusi Tepung Azolla Terfermentasi Pada Pakan Ikan untuk
Meniingkatkan Produktivitas Ikan Nila Gift. Jurnal Teknik Industri Vol. 12 (2):
177-18p.
Hidayat, C., A. Fanindi, S. Sopiyana dan Komarudin. 2011. Peluang Pemanfaatan Tepung Azolla sebagai Bahan Pakan Sumber Protein untuk Ternak Ayam. Seminar Nasional Teknologi
Peternakan dan Veteriner. Balai Penelitian Ternak. Bogor. Hal 678-683.
Oktavianawati, I.
D. Andinata, A. N. Isnaeni, M. Hermiastuti, N. Rahmawati, W. Handayani, and I.
N. A. Winata. 2015. Effects of Feeding Diets Containing
Azolla Pinnata and Probiotic on the Growth and Nutritional Content of
Patin Fish (Pangasius djambal). Agriculture
and Agricultural Science Procedia 9 ( 2016 ) 403 – 410p.
Vesudhevan, I., R. James, A. Pushparaj and K. Asokan. 2013. Effect of Azolla filiculoides on Growth,
Coloration and Leucocytes Count in Gold Fish, Carassius
auratus. International Journal of
Plant, Animal and Environmental Sciences. Vol 3 (1): 211-219p.
0 comments:
Post a Comment
Silahkan jika anda ingin komentar, karena masukan dan kritikan anda sangat berharga demi kemajuan, namun tolong gunakan bahasa yang sopan