LAPORAN
PRAKTIKUM BIOKIMIA LANJUT
“Isolasi DNA Plasmid dari Sel Inang E.
coli yang Terinsert Enzim Xilanase”
Oleh
·
MAT SALEH (091524153001)
·
MOCH SAAD (091524153004)
·
FAHMI HASBI A. (091524153005)
·
DEWI NURMALITA S. (091524153007)
·
ASTI PERMATA N. (091614153001)
S2-BIOTEKNOLOGI PERIKANAN DAN KELAUTAN
FAKULTAS PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Deoxyribonucleic
Acid (DNA) merupakan senyawa kimia yang paling penting dalam makhluk hidup.
DNA merupakan senyawa yang mengandung informasi genetika makhluk hidup dari
satu generasi ke generasi selanjutnya (Suryo, 2004). Setiap organisme memiliki
DNA yang terletak dalam inti sel atau nukleus yang disebut sebagai DNA
kromosomal. Selain DNA kromosomal, terdapat DNA ekstrakromosomal diantaranya
plasmid, mitokondria dan kloroplas. Plasmid merupakan DNA ekstrakromosomal yang
berbeda karakternya dengan DNA kromosomal. Bentuk plasmid adalah sirkuler
double helix dengan ukuran 1 kb sampai lebih dari 200 kb. Pada bakteri jumlah
plasmid yang dimiliki bervariasi bahkan sampai ribuan ataupun tidak memiliki
plasmid.
Kromosom adalah suatu struktur
makromolekul yang berisi DNA di mana informasi genetika dalam sel disimpan,
sekuens DNA yang terletak pada kromosom disebut DNA. Kromosom terdiri dari DNA,
RNA (asam ribo nukleat) dan protein (Desrizal, 2012).
Plasmid adalah molekul DNA sirkular
berukuran kecil yang terpisah dari kromsom. Palsmid ini ditemukan di dlam
bakteri dan ragi yang merupakan eukariota uniseluler. Plasmid dapat bereplikasi
tanpa tergantung dengan genom sel yang lain dan kadang-kadang ditransfer
diantara sel-sel (Campbell 2002). Beberapa karakteristik dari plasmid yang
patut diketahui antara lain: dapat ditransfer ke bakteri lain dan memiliki ORI
(Origin of replication) sehingga mampu mereplikasi diri tanpa pengaturan dari
DNA kromosom. Plasmid merupakan potongan melingkar DNA yang ukuranya kecil
(kurang lebih 2000 sampai 10000 pasangan basa) yang berisi informasi genetik
yang penting untuk pertumbuhan bakteri.
Plasmid bekteri yang biasanya merupakan molekul DNA untai ganda dengan
ukuran dari 1 kb sampai dengan lebih dari 200 kb. Plasmid ini terdapat dalam
berbagai spesies bakteri dan merupakan satuan genetik tambahan yang bereplikasi
dengan tidak tergantung pada kromosom bakteri dan diturunkan kepada anakan.
Akan tetapi, dalam replikasi dan transkripsi tetap tergantung pada enzim yang
terdapat pada sel inang. Biasanya, plasmid membawa gen yang menjadi enzim yang
pada keadaan tertentu menguntungkan sel inang, di antaranya resisten terhadap
antibiotik, produksi antibiotik, degradasi senyawa organic kompleks, produksi
kolkisin, produksi enterotoksin, enzim restriksi, dan enzim modifikasi
(Sudjadi, 2008).
DNA plasmid merupakan wadah yang
digunakan untuk kloning gen, sehingga DNA plasmid harus di pisahkan dari DNA
kromosom. DNA plasmid mempunyai ukuran yang jauh lebih kecil daripada DNA
kromosom. Untuk memisahkan DNA plasmid, maka memerlukan perlakuan yang sedikit
berbeda dengan prosedur di atas. Pertama, membran sel dilisis dengan penambahan
detergen. Proses ini membebaskan DNA kromosom, DNA plasmid, RNA, protein dan
komponen lain. DNA kromosom dan protein diendapkan dengan penambahan potasium.
DNA + protein + potasium yang mengendap dipisahkan dengan cara sentrifugasi.
Supernatan yang mengandung DNA plasmid, RNA dan protein yang tersisa
dipisahkan. Kemudian ditambahkan RNase dan protese untuk mendegradasi RNA dan
protein. Akhirnya DNA plasmid dapat dipresipitasi menggunakan etanol (Wane,
2011).
Isolasi DNA merupakan langkah yang
tepat untuk mempelajari DNA. Prinsipnya ada dua, yaitu sentrifugasi dan
presipitasi. Sentrifugasi merupakan teknik memisahkan campuran berdasarkan
berat molekul komponennya. Molekul yang mempunyai berat molekul besar akan
berada dibagian bawah tabung dan molekul ringan akan berada pada bagian atas
tabung. Hasil sentrifugasi akan menunujukkan dua macam fraksi yang terpisah,
yaitu supernatan pada bagian atas dan pelet pada bagian bawah, (Campbell dkk.,
2002). Prisnsip utama dalam isolasi DNA ada tiga yakni penghancuran (lisis),
ektraksi atau pemisahan DNA dari bahan padat seperti selulosa dan protein,
serta pemurnian DNA (Dolphin, 2008). Sehingga dalam praktikum ini diharapkan
praktikan mampu melakukan isolasi DNA kromosomal bakteri dan isolasi DNA
plasmid dengan metode spin column.Plasmid merupakan salah satu vektor pembawa
molekul DNA di dalam proses rekayasa DNA melalui teknologi DNA rekombinan.
Plasmid banyak sekali digunakan dalam pengklonan DNA, karena relatif mudah
dalam penanganannya. Plasmid adalah molekul DNA utas ganda sirkuler (tidak
berujung) yang berukuran kecil yang terdapat di dalam sitoplasma dan dapat
melakukan replikasi secara autonom (Suharsono dan Widyastuti, 2006). Presipitasi
merupakan langkah yang dilakukan untuk mengendapkan suatu komponen dari
campuran (Alberts., 1994).
Sebagai penyusun genetic yang dapat
replikasi sendiri, plasmid dapat merupakan vector yang membawa DNA yang diklon.
Akan tetapi, plasmid alam tidak mempunyai sifat-sifat yang diperlukan sebagai
vector cloning yang baik. Sifat yang diperlukan sebagai vektor kloning adalah:
Berukuran kecil, sehingga mudah diisolasi dan menaikkan efisiensi transformasi
ke dalam E. Coli. Efisiensi transformasi ini menurun sesuai dengan kenaikan
ukuran plasmid; Mempunyai lokus tunggal restriksi endonuklease tertentu untuk
penyisipan DNA yang diklom; dan Mempunyai satu atau lebih penanda genetik
seleksi sebagai identifikasi sel yang telah membawa plasmid rekombinan. Semua
plasmid kloning telah mengalami rekayasa genetik (Sudjadi, 2008).
Elektroforesis merupakan teknik
pemisahan suatu molekul dalam suatu campuran di bawah pengaruh medan listrik.
Molekul terlarut dalam medan listrik bergerak atau migrasi dengan kecepatan
yang ditentukan aleh rasio muatan dan massa. Sebagai contoh, jika dua molekul
mempunyai massa dan bentuk yang sama, molekul dengan muatan lebih besar akan
bergerak lebih cepat ke elektroda. Elektroforesis melalui gel agarose atau
poliakrilamid merupakan metode standar untuk pemisahan, identifikasi, dan
pemurnian fragmen DNA (Sudjadi, 2008).
Prinsip praktikum kali ini adalah
merujuk pada praktikum sebelumnya, pelet sel bakteri diresuspensi dan dilisis
menggunakan SDS/basa (Sodium Dodesil sulfat) untuk melepaskan DNA plasmid.
Lisat dinetralisasi untuk menghasilkan kondisi pengikatan DNA plasmid ke
membrane silica pada kolom spin. Debris sel dan SDS diendapkan melalui
sentrifugasi, lalu supernatant yang mengandung DNA plasmid dituang ke dalam membrane
pada kolom spin. DNA yang teradsorpsi dicuci untuk menghilangkan kontaminan,
lalu DNA tersebut dielusi menggunakan Elution Buffer.
1.2. Tujuan
Tujuan dilakukannya praktikum “Isolasi
DNA Plasmid dari Sel Inang E. coli
yang Terinsert Enzim Xilanase” adalah
sebagai berikut :
1.
Mengetahui cara melakukan isolasi plasmid DNA pada
bakteri E. coli
2.
Mengetahui cara deteksi DNA melalui elektroforesis.
1.3. Manfaat
Manfaat dilakukannya praktikum “Isolasi
DNA Plasmid dari Sel Inang E. coli
yang Terinsert Enzim Xilanase” adalah
sebagai berikut :
1.
Mahasiswa
dapat mengetahui teknik dalam melakukan isolasi plasmid DNA pada bakteri E.
coli.
1.4. Waktu
dan Tempat
Praktikum DNA dilaksanakan pada Kamis, 01 Desember 2016 dan Rabu, 07
Desember 2016 di Laboratorium
Proteomik ITD, Universitas Airlangga, Surabaya – Jawa Timur.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1.
Plasmid
Plasmid adalah
molekul DNA sirkuler berukuran relatif kecil di luar kromosom yang terdapat di
dalam sel prokariot, khususnya bakteri. Gen-gen yang terdapat di dalam plasmid
pada umumnya tidak esensial bagi pertumbuhan dan kelangsungan hidup individu
bakteri, tetapi sering kali menyandi sintesis protein untuk resistensi terhadap
antibiotik. Dalam rekayasa genetika plasmid sering digunakan sebagai vektor
untuk membawa gen-gen tertentu yang diinginkan ke dalam suatu sel inang.
Plasmid adalah unsur genetik di luar kromosom (ekstrakromosoma) yang mengadakan
replikasi secara autonom di dalam sel bakteri. DNA-nya berbentuk lingkaran dan
beruntai ganda. Dan plasmida itu mendukung gen yang diperlukan baik untuk
replikasi plasmida maupun untuk fungsi lain. Umumnya wahana plasmida mempunya
densitas apungan berlainan daripada DNA inang dan dengan mudah dapat
dimurnikan. Beberapa plasmida memiliki beberapa kemampuan untuk berintegrasi ke
dalam kromosom inang, dan plasmida ini disebut episom (Widyastuti, 2006).
Plasmid
merupakan salah satu vektor pembawa molekul DNA di dalam proses rekayasa DNA
melalui teknologi DNA rekombinan. Plasmid banyak sekali digunakan dalam
pengklonan DNA, karena relatif mudah dalam penanganannya. Plasmid adalah
molekul DNA utas ganda sirkuler (tidak berujung) yang berukuran kecil yang
terdapat di dalam sitoplasma dan dapat melakukan replikasi secara autonom (Suharsono
dan Widyastuti, 2006).
DNA (Deoxyribose Nucleic
Acid) adalah master molecul (molekul utama) yang mengkode semua informasi yang
dibutuhkan untuk proses metabolisme dalam setiap organisme (Jamilah, 2005). DNA
ini tersusun atas 3 komponen utama yaitu gula deoksiribosa, basa nitrogen dan
fosfat yang tergabung membentuk nukleotida (Istanti, 1999).
Setiap organisme memiliki DNA yang
terletak dalam inti sel atau nukleus yang disebut sebagai DNA kromosomal.
Selain DNA kromosomal, terdapat DNA ekstrakromosomal diantaranya plasmid,
mitokondria dan kloroplas. Sebuah sel memiliki DNA yang merupakan materi
genetik dan bersifat herediter pada seluruh sistem kehidupan. Genom adalah set
lengkap materi genetik (DNA) yang dimiliki suatu organisme dan terorganisasi
menjadi kromosom. DNA dapat diisolasi, baik dari sel hewan, manusia, maupun
pada tumbuhan. DNA manusia dapat diisolasi melalui darah. Darah manusia terdiri
atas plasma darah, globulus lemak, substansi kimia (karbohidrat, protein dan
hormon), dan gas (oksigen, nitrogen dan karbon dioksida). Plasma darah terdiri
atas eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah putih) dan trombosit
(platelet). Komponen darah yang diisolasi yaitu sel darah putih. Sel darah
putih dijadikan pilihan karena memiliki nukleus, dimana terdapat DNA di
dalamnya. DNA pada tumbuhan juga dapat diisolasi, contohnya pada tumbuhan
bawang merah (Allium cepa) dan pada pisang (Musa sp.).
2.3.
Isolasi
DNA Plasmid
Isolasi DNA memiliki
beberapa tahapan, yaitu: (1)Isolasi sel; (2)Lisis dinding dan membran sel;
(3)Ekstraksi dalam larutan; (4)Purifikasi; dan (5)Presipitasi. Prinsip-prinsip
dalam melakukan isolasi DNA ada 2, yaitu sentrifugasi dan presipitasi. Prinsip
utama sentrifugasi adalah memisahkan substansi berdasarkan berat jenis molekul
dengan cara memberikan gaya sentrifugal sehingga substansi yang lebih berat
akan berada di dasar, sedangkan substansi yang lebih ringan akan terletak di
atas. Teknik sentrifugasi tersebut dilakukan di dalam sebuah mesin yang bernama
mesin sentrifugasi dengan kecepatan yang bervariasi, contohnya 2500 rpm
(rotation per minute) atau 3000 rpm. Isolasi DNA/RNA merupakan langkah awal
yang harus dikerjakan dalam rekayasa genetika sebelum melangkah ke proses
selanjutnya. Prinsip-prinsip isolasi DNA plasmid hampir sama dengan isolasi
total DNA/RNA dari jaringan. Langkah pertama untuk mendapatkan DNA plasmid
adalah dengan menumbuhkan sel-sel bakteri yang mengandung plasmid rekombinan.
Setelah itu sel dipanen, dinding serta membran sel dipecah sehingga isi sel
(ekstrak sel) keluar. Ekstrak sel ini kemudian dipurifikasi dengan serangkaian
perlakuan sehingga diperoleh DNA plasmid yang murni. Isolasi DNA yang dilakukan
dalam penelitian ini menurut standar prosedur yang sudah biasa dilaksanakan.
Homogenisasi sel dengan prosedur ini akan menghasilkan DNA utuh karena proses
ini menyebabkan disrupsi sel dan tercucinya komponen-komponen sel lain selain
DNA. Penambahan kloroform setelah sentrifugasi memisahkan larutan menjadi fase
cair dan padat dimana fase cair merupakan DNA dan fase padat adalah campuran
protein dan DNA.
Isolasi plasmid dari
bakteri E.coli biasanya disebut dengan istilah Miniprep, kependekan dari
Mini-Preparation. Sesuai dengan istilahnya, pekerjaan ini tidak banyak memakan
waktu dan tidak pula berat untuk dilakukan. Bakteri E. Coli yang digunakan
dalam transformasi gen atau lebih dikenal dengan istilah kloning gen, pada
awalnya hanya mempunyai satu macam untaian DNA atau kromosom (kromosom genomik
atau kromosom utama). Setelah ditransformasi dengan DNA plasmid rekombinan , maka
bakteri tersebut mempunyai dua macam DNA yaitu kromosm genomik dan ekstra
kromosom (DNA plasmid) yang mempunyai karakter yang berbeda. Untuk dapat
mengisolasi kedua macam DNA tersebut digunakan metode yang berbeda. Dalam
praktikum akan diisolasi DNA plasmid dengan mengunakan metode mini prep yaitu
metode isolasi plasmid pada skala kecil. DNA rekombinan dibuat dengan cara
sebagai berikut : Sepotong DNA dari organisme yang diminati, disambungkan ke
dalam atau ke suatu plasmida ataupun pemakan bakteri lamda (disebut wahana atau
vektor) dan molekul kimerik yang dihasilkan, masing-masing berturut-turut
digunakan untuk mentransformasikan atau menginjeksi sel bakteri inang. Bakteri
inang biasanya merupakan suatu galur khas E.coli yang tidak mampu memperbanyak
diri tanpa kondisi biakan yang khusus.
Agar sepotong DNA dapat
diklonkan untuk penelitian, lebih dahulu DNA itu harus diikat pada suatu wahana
kloning atau vektor. Salah satu tipe wahana kloning yang digunakan untuk
percobaan ini adalah plasmid. DNA disambungkan pada DNA plasmid dan molekul
kimeriknya digunakan untuk mengubah bentuk bakteri inang seperti E. Coli.
Kemudian plasmid mengadakan replikasi dalam inang, sewaktu inang tumbuh dan
membelah, dan potongan DNA yang diinginkan terklonkan.
Beberapa hal penting yang
dapat menyebabkan plasmid dapat digunakan sebagai wahana (vektor) kloning,
antara lain adalah :
a.
plasmid mempunyai ukuran molekul yang kecil sehingga DNA nya lebih mudah
diisolasi dan dimanipulasi;
b.
DNA nya berbentuk sirkuler sehingga DNA akan lebih stabil selama
diisolasi secara kimia;
c.
mempunyai titik ori (origin of replication) sehingga dapat memperbanyak
diri (bereplikasi) di dalam sel inang secara otonomi;
d.
jumlah kopi yang banyak (multiple copy) sehingga terdapat di dalam sel
dalam jumlah banyak dan membuat DNA lebih mudah diamplifikasi;
e.
mempunyai penanda seleksi, yakni gen ketahanan terhadap antibiotik
tertentu sehingga lebih memudahkan dalam mendeteksi plasmid yang membawa gen
tertentu. (Brock, et al., 1994).
Gen-gen tersebut
selanjutnya akan mengekspresikan produk komersial tertentu seperti insulin,
interferon, dan berbagai enzim Isolasi DNA merupakan langkah mempelajari DNA.
Salah satu prinsisp isolais DNA yaitu dengan sentrifugasi. Sentrifugasi
merupakan teknik untuk memisahkan campuran berdasarkan berat molekul
komponennya. Molekul yang mempunyai berat molekul besar akan berada di bagian
bawah tabung dan molekul ringan akan berada pada bagian atas tabung (Mader
193). Hasil sentrifugasi akan menunjukkan dua macam fraksi yang terpisah, yaitu
supernatan pada bagian atas dan pelet pada bagian bawah (Campbell 2002).
BAB
III
METODOLOGI
3.1. Materi
Alat dan Bahan
Alat dan bahan adalah segala sesuatu yang mendukung
terlaksanakannya praktikum DNA sehingga kegiatan membuktikan kandungan DNA dan
Isolasi Plasmid dapat berjalan dengan baik. Peralatan pendukung yang digunakan
dalam pelaksanaan praktikum ini yaitu tabung reaksi sebagai wadah pereaksi,
timbangan digital untuk menimbang bahan
raegen, serta alat pendukung lainnya. Alat yang digunakan dalam praktikum DNA
secara terperinci disajikan pada Lampiran 1.
Bahan yang digunakan dalam pelaksanaan praktikum ini
antara lain plasmid E. coli sebagai
dna yang akan diisolasi, EDTA berfungsi untuk mengikat ion. Bahan yang
digunakan dalam praktikum secara terperinci disajikan pada Lampiran 2.
3.1.1. Elektroforesis Gel Agarosa
Bahan
:
1.
Agarosa 0,4
gram
2.
Bufer TAE (tris-asetat 40 mM & Na2EDTA
1 mM pH8) 100 mL
3.
Etidium Bromid (EtBr) 250
µg/Ml
4.
Loading
buffer 1
µL
5.
Sampel 5
µL
6.
Marker 6
µL
7.
Aquades
8.
Alkohol
Alat :
1.
Elektroforesis
2.
Timbangan digital
3.
Hot plate
4.
Cetakan gel agarosa
5.
Micropipet
6.
Isolasi coklat
7.
Sinar UV
3.1.2.
Media
isolasi DNA :
Bahan
:
1. NaCl 0,5 gram
2. Tryptone 0,5 gram
3. Yeast
Extract 0,5 gram
Alat
:
1. Timbangan
digital
2. Erlemenyer
3. Tabung
reaksi
4. Aluminiumfoil
5. Kasa
6. Autoclave
7. Spatula
3.1.3.
Isolasi
Plasmid E. coli
Bahan
:
1.
Larutan I (10 ml)
a.
50 Mm Glukosa 1 ml
b.
25 Mm tris HCL (ph 8) 2,5 ml
c.
10 Mm EDTA (ph 8) 0,25 ml
2.
Larutan II (FRESH)
a.
0,2 M NaOH 200
µL
b.
SDS 1% 100
µL
c.
H2O 700
µL
3.
Larutan III
a.
5 M Na-asetat 4,1 gram
b.
H20 2,85
ml
c.
As. Asetat glacial 1,15 ml
4.
Ethanol absolut
5.
Ethanol 70%
6.
Distiled water
7.
Fenol : Kloroform : isoamil (2,5 :2,4
: 0,1) ml
8.
Es batu
Alat
:
1.
Timbangan digital
2.
Spatula
3.
Micropipet
4.
Sterefoam tempat es batu
3.2. Metode
3.2.1. Elektroforesis Gel Agarosa
Berikut merupakan
langkah kerja yang dilakukan :
1.
Gel agarosa 1% dibuat dengan melarutkan
0,4 gram agarosa dalam 40 mL bufer TAE dengan memanaskan menggunakan hotplate
±20 menit, hingga agarosa terlarut.
2.
Kemudian didinginkan atau dibiarkan sampai
kira-kira temperatur 45oC.
3.
Selanjutnya gel agarosa tadi dituangkan
pada cetakan dan dibiarkan memadat (Jangan sampai miring, letakan pada bidang
datar).
4.
Setelah memadat , potong gel agarosa
sesuai dengan kebutuhan.
5.
Meletakkan gel agarosa yang dipotong pada
alat elektroforesis dan tuangkan bufer TAE ke dalam elektroforesis hingga gel
agarosa terendam.
6.
Sampel yang akan dielektroforesis dicampur
dengan loading buffer masing-masing diambil menggunakan micropipet, kemudian di
resuspensi diatas solasi coklat.
7.
Sampel diambil menggunakan micropipet dan
kemudian dimasukkan ke dalam sumur gel agarosa.
8.
Elektroforesis dilakukan dalam tegangan
80-100 volt selama ± 30 menit, hingga bromophenol
blue telah bermigrasi kira-kira 2/3 dari panjang gel.
9.
Kemudian gel agarosa direndam dalam
Etidium Bromida (Et-Br) 250 µg/Ml selama 15 menit.
10.
Setelah itu sisa Et-Br dihilangkan
menggunakan aquades.
11.
Pita-pita DNA dapat diamati dengan sinar
UV.
12.
Sebelum diamati menggunakan sinar UV,
bidang sinar UV yang digunakan untuk meletakkan sel agarosa disemprot dengan
alkohol dan di bersihkan menggunakan tissue.
3.2.2. Media isolasi DNA :
Berikut merupakan
langkah kerja yang dilakukan :
1.
Menimbang semua reagen menggunakan
timbangan digital.
2.
Masukan semua reagen ke dalam erlemenyer,
tambahkan 50 ml aquades dan larutkan.
3.
Kemudian dibagi ke dalam 10 tabung reaksi,
masing-masing 5 ml (tutup tabung menggunakan kasa dan dilapisi aluminiumfoil).
4.
Selanjutnya di autoclave selama 2 jam,
kemudian isolat bakteri ditumbuhkan ke dalam media TCBS.
3.2.3. Isolasi Plasmid E. coli
Berikut
merupakan langkah kerja yang dilakukan :
1. 1. Menimbang dan menghitung reagen-reagen,
menggunakan rumus pengenceran dan kemolaran.
Rumus
pengenceran : V1.N1
= V2.N2
Rumus
kemolaran : M = gr/mr . 1000/vol
2. 2. Setelah itu sebanyak 1 ml suspensi sel
bakteri yang sudah ditumbuhkan selama 16-18 jam dipanen dan disentrifugasi pada
7.500 rpm selama 5 menit pengulangan sebanyak 5 kali. (Setiap berhenti 5 menit,
supernatan yang awal dibuang dan di sisa pellet dibiarkan kemudian ditambahkan
kembali 1 ml suspensi sel bakteri).
3. 3. Setelah sebanyak 5 kali pengulangan
supernatan dibuang, pellet sel diresuspensi dengan 100 µL dengan larutan I
menggunakan micropipet.
4. 4. Kemudian dicampur dan didiamkan selama 5
menit.
5. 5. Menambahkan 200 µL larutan II, dan
dihomogenkan dengan membolak balik tabung kemudian diinkubasi di dalam box
strefoam es selama 15 menit.
6. 6. Tambahkan 150 µL larutan III, homogenkan
kemudian inkubasi di es selama 10 menit.
7. 7. Setrifugasi campuran pada 7.500 rpm selama
5 menit pada suhu 4oC.
8. 8. Supernatan diambil dan dipindahkan ke
dalam tabung yang baru steril.
9. 9. Tambahkan fenol : kloroform : isoamil 1 x
volume, divortex.
10. 10. Sentrifugasi 7.500 rpm selama 2 menit, 4oC.
11. 11. Supernatan dipindahkan ke tabung baru yang
steril.
12. 12. Ulangi prosedure 8 dan 9.
13. 13. Fase paling atas dipindahkan ke effendorf
baru.
14. 14. Tambahkan etanol absolut sebanyak 2x
volume, diamkan dalam es selama 1 jam.
15. 15. Sentrifugasi 7.500 selama 5 menit.
16. 16. Supernatan dibuang, kemudian pellet dicuci
dengan etanol 70% sebanyak 1x volume
17. 17. Sentrifugasi 7.500 rpm selama 5 menit,
kemudian keringkan.
18. 18. Pellet dikeringkan kemudian dilarutkan
dengan 30 µL distiled water.
BAB
IV
PEMBAHASAN
1.1.
Elektroforesis
Gel Agarosa
Hasil
praktikum isolasi DNA dan elektroforesis ditunjukkan dalam foto hasil
elektroforesis yang menunjukkan adanya migrasi DNA (Gambar 1). Migrasi DNA terlihat
berpendar dibawah sinar UV.
(Gambar
1. Foto Hasil Elektroforesis DNA)
Ukuran DNA dapat diketahui dengan membandingkan DNA target dan
DNA marker yang sudah diketahui berat molekul (kDa). Berdasarkan hasil
pengamatan isolasi DNA, ada yang berhasil dan ada yang tidak berhasil. Hal ini
dapat dilihat berdasarkan pendaran pita-pita DNA yang terbentuk pada gel
agarose. Gambar 1 menunjukkan ada beberapa kelompok yang tidak berhasil yaitu
pada sumur ke 1, 2, 6, dan 7 (tidak terjadi running DNA). Sedangkan pada sumur 3 (plasmid pYHM1) 5954 bp
dan sumur 5 (plasmid yang terinsertkan gen lakase) berhasil . Setiap DNA
mempunyai bentuk berbeda-beda sehingga mempengaruhi kecepatan migrasi yang
berbeda. Hal tersebut menyebabkan letak DNA berurutan sesuai dengan kecepatan
laju migrasi. Larutan yang digunakan dalam elektroforesis adalah etidhium
bromida yang berfungsi untuk membantu visualisasi, karena etidhium bromida akan
memendarkan sinar UV. Gel yang disinari dengan sinar UV dari bawah, maka akan
tampak citra berupa pita-pita pada gel yang merupakan molekul-molekul DNA yang bergerak
sepanjang gel setelah dielektroforesis.
1.1.
Isolasi
Plasmid E. coli
Hasil praktikum isolasi DNA
plasmid E. coli menunujukkan dalam
foto tidak adanya migrasi DNA (Gambar 2). Migrasi DNA tidak terlihat berpendar
dibawah sinar UV.
(Gambar
2. Foto Hasil Elektroforesis Isolasi Plasmid E. coli)
Hasil gambar 2
menunjukkan tidak adanya kelompok yang berhasil di running DNA. Hal ini terjadi
karena beberapa kemungkinan, antara lain kemungkinan terjadinya kesalahan pada
saat isolasi DNA, dimana pada saat
isolasi awal tidak berhasil mengisolasikan plasmid DNA atau human eror. Kesalahan kedua kemungkinan
adanya kerusakan pada reagen yang digunakan.
BAB
V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari
praktikum “Isolasi DNA Plasmid dari Sel Inang E.coli yang Terinsert Enzim Xilanase”, maka didapatkan kesimpulan yaitu:
beberapa DNA berhasil diisolasi dibuktikan dengan terjadinya migrasi DNA dalam
teknik elektroforesis dan terdapat pula DNA yang tidak berhasil di running. Hal
ini dimungkinkan adanya reagen yang telah rusak.
5.2. Saran
Saran yang dapat
diberikan dalam praktikum “Isolasi DNA Plasmid dari Sel Inang E.coli yang Terinsert Enzim Xilanase”,adalah
sebagai berikut:
1.
Pada proses praktikum diharapkan praktikan
menerapkan teknik aseptis untuk menjaga agar tidak terjadi kontaminasi pada
bahan yang akan diuji; serta
2.
Perlu dilakukan pengecekan terhadap reagen
yang akan digunakan agar proses praktikum dapat berjalan lancar sesuai yang
diharapkan.
qa337 fake designer bags,replica bags,replica bags,replica bags designe,fake bags,fake designer bags,nofakebags.ru,fake designer bags,replica bags qe072
ReplyDelete