Pages

Saturday, February 25, 2017

Pakan Tepung Azolla pinnata Meningkatkan Pertumbuhan dan Nilai Kecernaan Ikan Patin (Pangasius djambal)

Pakan Tepung Azolla pinnata Meningkatkan Pertumbuhan dan Nilai Kecernaan Ikan Patin (Pangasius djambal)

I PENDAHULUAN
1.1       Latar Belakang
Patin (Pangasius djambal ) adalah ikan asli dari Indonesia dan merupakan ikan tawar paling populer di dunia untuk di konsumsi. Ikan Patin dibudidayakan pada kolam dan pakan merupakan salah satu faktor yang penting dalam proses budidaya. pakan utama ikan patin adalah pelet, Crustaceae, serangga, dan moluska. Sedangkan pakan tambahan berupa Rotifera, Probiotik, ikan kecil dan tumbuhan air. Azolla  pinnata adalah salah satu jenis tumbuhan air yang dapat dijadikan sebagai pakan tambahan karena mengandung protein diatas 30% dan kaya akan asam amino esensial berupa threonin, valin, methionin, isoleucin, leucin, phenyl alanin, lysin, histidin, arginin, tryptophan (Oktavianawati dkk., 2016).
Azolla adalah salah satu pakan berprotein non-konvensional dan susunan kimianya merupakan faktor penting yang menjadi potensi dari Azolla (Vasudhevan et al., 2013). Faktor pakan menentukan biaya produksi mencapai 60–70% dalam usaha budidaya ikan sehingga perlu pengelolaan yang efektif dan efisien. Sampai saat ini sumber protein nabati yang digunakan dalam pakan ikan adalah tepung kedelai. Harga kedelai terus meningkat dan saat ini mencapai Rp. 4500/kg. Sehingga tepung Azolla pinnata menjadi alternatif pakan substitusi karena Azolla pinnata merupakan gulma air yang tidak termanfaatkan tetapi memiliki kandungan protein yang cukup tinggi (Handajani, 2011). Pakan dengan Azolla menghasilkan pertumbuhan dan perkembangan tubuh dengan nilai yang sama dengan pakan yang menggunakan bungkil kedelai (Chrsitiane et al., 2014)
II ISI
2.1 Azolla pinnata
Spesies Azolla yang banyak di Indonesia terutama di pulau Jawa adalah A. pinnata dan biasa tumbuh bersama-sama padi (Lumpkin dan Plucknett, 1982 dalam Hidayat dkk, 2011). Azolla pinnata atau orang Jawa menyebutnya dengan sebutan mata lele, serta orang Sunda menyebutnya sebagai kayu apu dadak atau kakarewoan adalah tumbuhan sejenis paku air yang biasa ditemukan sebagai gulma di perairan tenang seperti danau, kolam, sungai, dan pesawahan (Gambar 1) (Haetami et al., 2005).
 Azolla pinnata berbentuk segitiga atau segiempat, memiliki ukuran (2 – 4) × 1 cm, dengan cabang, akar rhizoma dan daun terapung, akar soliter, menggantung di air, berbulu, panjang 1 – 5 cm, dengan membentuk kelompok 3 – 6 rambut akar, daun kecil, membentuk 2 barisan, menyirap bervariasi, duduk melekat, cuping dengan cuping dorsal berpegang di atas permukaan air dan cuping ventral mengapung (De Winter dan Amororso, 2003 dalam Hidayat dkk, 2011).
Tumbuhan Azolla dalam taksonomi tumbuhan mempunyai klasifikasi sebagai berikut (ARIFIN, 1996 dalam Hidayat dkk, 2011):
Kingdom         : Plantae (Tumbuhan) 
Subkingdom   : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Divisi               : Pteridophyta
Kelas               : Leptosporangiopsida (heterosporous)
Ordo                : Salviniales
Famili              : Salviniaceae
Genus              : Azolla
Spesies            : A. filiculoides, A. caroliana, A. mexicua, A. microphylla, A. pinnata, dan A. nilotica.

Gambar 2.1 Azolla pinnata

2.2 Ikan Patin (Pangasius djambal)
Patin (Pangasius djambal ) adalah ikan asli dari Indonesia dan merupakan ikan tawar paling populer di dunia untuk di konsumsi. Ikan Patin dibudidayakan pada kolam dan pakan merupakan salah satu faktor yang penting dalam proses budidaya. pakan utama ikan patin adalah pelet, Crustaceae, serangga, dan moluska. Sedangkan pakan tambahan berupa Rotifera, Probiotik, ikan kecil dan tumbuhan air (Oktavianawati dkk., 2012).
Ikan Patin (Gambar 2.2) merupakan ikan konsumsi yang hidup di perairan tawar yang memiliki ciri-ciri umum tidak bersisik, tidak memiliki banyak duri, kecepatan tumbuhnya relatif cepat, dapat diproduksi secara massal dan memiliki peluang pengembangan skala industri (Susanto, 2009 dalam Hermiastuti, 2013).
Menurut (Kottelat dkk., 1993 dalam Hermiastuti, 2013), ikan yang bernama ilmiah Pangasius di Indonesia terdiri dari P. pangasius atau P. djambal, P. humeralis, P. lithostoma, P. macronema, P. micronemus, P. nasutus, P. niewenhuisii, dan P. polyuranodon.

Secara taksonomi, klasifikasi ikan patin adalah sebagai berikut:
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Siluriforiformes
Famili : Pangasidae
Genus : Pangasiuse
Spesies : Pangasius djambal

Gambar 2.2. Ikan patin (P. djambal)
2.3 Kandungan Azolla pinnata
Azolla yang merupakan famili dari Azollaceae memiliki kandungan protein dan asam amino esensial yang baik seperti zat besi, kalsium, magnesium, potassium, fosfor, mangan dsb. Azolla juga mengandung vit. A, beta karoten, vit. B12 (Cherryl et al., 2014). Berikut adalah kandungan nutrisi pada Azolla pinnata.
Tabel 1. Proximat kandungan tepung Azolla pinnata
 (Sumber: Cherryl et al., 2014)

Tabel 2. Asam amino pada tepung Azolla pinnata
Composition
%DM
lysine
0,98
Methionine
0,34
Cystine
0,18
Threonin
0,87
Tryptophan
0,39
Arginine
1,15
Isoleucine
0,93
Phenylalanine
1,01
Tyrosine
0,68
Glycin
1,00
Serine
0,90
Valine
1,18
(Sumber: ALALADE and IYAI; 2006 dalam Hidayat dkk, 2011)
2.4 Pengaruh Pakan Tepung Azolla pinnata terhadap Pertumbuhan Ikan Patin (Pangasius djambal)
Aplikasi tepung Azolla pinnata sebagai pakan sumber nutrisi, feed additive, maupun sebagai pakan substitusi pada telah diteliti pada beberapa jenis ikan. Menurut Lumpkin and Plucknet, 1982 dalam Handajani, 2011) kandungan protein pada Azolla sp. sebesar 23,42% berat kering dengan komposisi asam amino esensial yang lengkap. Karenanya, tanaman Azolla sangat berpotensi sebagai bahan penyusun pakan ikan sebagai sumber protein nabati pengganti tepung kedelai. Faktor pakan menentukan biaya produksi mencapai 60–70% dalam usaha budidaya ikan sehingga perlu pengelolaan yang efektif dan efisien. Sampai saat ini sumber protein nabati yang digunakan dalam pakan ikan adalah tepung kedelai. Harga kedelai terus meningkat dan saat ini mencapai Rp. 4500/kg. Sehingga tepung Azolla pinnata menjadi alternatif pakan substitusi karena Azolla pinnata merupakan gulma air yang tidak termanfaatkan tetapi memiliki kandungan protein yang cukup tinggi (Handajani, 2011).
Hasil penelitian Handajani (2011) menunjukkan adanya perbedaan pada substitusi tepung Azolla terfermentasi terhadap tepung kedelai. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan tepung Azolla terfermentasi dapat digunakan sebagai substitusi tepung kedelai sebesar 15%. Hasil subtitusi tepung Azolla terfermentasi sebesar 15% dengan tepung kedelai 85%, menghasilkan pertumbuhan ikan nila Gift mutlak lebih tinggi (0,81) dibandingkan dengan pakan yang mengandung tepung kedelai 100% (0,57). Kandungan asam-asam amino dari subtitusi tepung Azolla terfermentasi (15%) dan tepung kedelai (85%) lebih tinggi dibandingkan pada pakan yang 100% tepung kedelai. Substitusi tepung Azolla terfermentasi sebesar 15% pada pakan ikan dapat meningkatkan produktivitas ikan Nila dengan hasil pertumbuhan mutlak sebesar 0,81 gram, rasio konversi pakan 3,14 dan daya cerna protein sebesar 67,68%. Penggunaan substitusi tepung Azolla terfermentasi 15% dalam pakan ikan dapat menekan biaya produksi sebesar 15% jika dibandingkan penggunaan tepung kedelai tanpa substitusi.
Oktavianawati (2015) melaporkan bahwa Azola pinnata yang dijadikan pakan tambahan beserta probiotik pada ikan Patin (Pangassius djambal) menunjukkan performa pertumbuhan yang baik dan tinggi akan protein dibanding ikan kontrol yang hanya diberikan pakan pelet tanpa diberikan pakan tambahan dari Azola pinnata dan probiotik. Hal ini dikarenakan A. pinnata memiliki kadar protein sebesar 24-30% sehingga dapat digunakan sebagai alternatif pakan ikan, sedangkan probiotik dapat membuat ikan menjadi lebih baik dalam mencerna nutrisi yang terkandung dalam pakan sehingga meningkatkan pertumbuhan.

III KESIMPULAN
Tepung Azolla pinnata memiliki protein sebesar 24-30% dengan komposisi asam amino esensial yang lengkap. Karenanya, tanaman Azolla sangat berpotensi sebagai bahan penyusun pakan ikan sebagai sumber protein nabati pengganti tepung kedelai. Penggunaan substitusi tepung Azolla terfermentasi 15% dalam pakan ikan dapat menekan biaya produksi sebesar 15%. Azola pinnata yang dijadikan pakan tambahan beserta probiotik pada ikan Patin (Pangassius djambal) menunjukkan performa pertumbuhan yang baik dan dapat meningkatkan nilai kecernaan


DAFTAR PUSTAKA


Cherryl, D. M. R.M.V Prasad, S. JagadeeswaraRao, P. Jayalaxmi and D. Srinivas Kumar. 2014. A Study on The Nutritive Value of Azolla pinnata. Livestock Research International. Vol 2 (1): 13-15p.
Handajani, H. 2011. Optimalisasi Substitusi Tepung Azolla Terfermentasi Pada Pakan Ikan untuk Meniingkatkan Produktivitas Ikan Nila Gift. Jurnal Teknik Industri Vol. 12 (2): 177-18p.
Hidayat, C., A. Fanindi, S. Sopiyana dan Komarudin. 2011. Peluang Pemanfaatan Tepung Azolla sebagai Bahan Pakan Sumber Protein untuk Ternak Ayam. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Balai Penelitian Ternak. Bogor. Hal 678-683.
Oktavianawati, I. D. Andinata, A. N. Isnaeni, M. Hermiastuti, N. Rahmawati, W. Handayani, and I. N. A. Winata. 2015. Effects of Feeding Diets Containing Azolla Pinnata and Probiotic on the Growth and Nutritional Content of Patin Fish (Pangasius djambal). Agriculture and Agricultural Science Procedia 9 ( 2016 ) 403 – 410p.
Vesudhevan, I., R. James, A. Pushparaj and K. Asokan. 2013. Effect of Azolla filiculoides on Growth, Coloration and Leucocytes Count in Gold Fish, Carassius auratus. International Journal of Plant, Animal and Environmental Sciences. Vol 3 (1): 211-219p.






0 comments:

Post a Comment

Silahkan jika anda ingin komentar, karena masukan dan kritikan anda sangat berharga demi kemajuan, namun tolong gunakan bahasa yang sopan